KITABHASIBU QOBLA AN TUHASABU QURASAN ISI 1 JILID CETAKAN PETHUK. Layanan Pelanggan. Bantuan; Metode Pembayaran; ShopeePay; Koin Shopee; Lacak Pesanan Pembeli; Lacak Pengiriman Penjual; Gratis Ongkir; Pengembalian Barang & Dana; garansi shopee; Hubungi Kami; JELAJAHI SHOPEE. Tentang Kami; Karir; Kebijakan Shopee; Kebijakan Privasi; Blog;
MUHASABAH secara sederhana bisa dipahami sama dengan intropeksi, yaitu seseorang bertanya kepada dirinya sendiri tentang perbuatan yang dia lakukan agar jiwa menjadi tenang, dan memastikan secara gamblang apakah perbuatan yang dilakukan dalam kehidupannya sesuai dengan perintah-perintah Allah yang dilakukan oleh para sahabat Nabi. Mereka tidak pernah menutup malam harinya kecuali telah melakukan muhasabah. Bahkan seorang Abu Bakar mampu menghisab dirinya sendiri sedemikian akhir wafatnya, Abu Bakar memanggil putrinya Aisyah radhiyallahu anha. Abu Bakar berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum Muslimin, tidak pernah makan dari dinar dan dirham mereka. Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak." HR. Ahmad.Demikianlah Abu Bakar menghisab dirinya sendiri. Bahkan sahabat utama Nabi itu tidak memperkenankan Aisyah mengambil apa yang dimiliki Abu Bakar. Semuanya diminta untuk diserahkan kepada Umar bin Khaththab. Tentu, langkah Abu Bakar ini sagat berat. Tetapi tatkala muhasabah telah menjadi gaya hidup maka tidak ada yang lebih penting selain menyucikan diri demi ridha Bakar dan sahabat Nabi yang lainnya benar-benar serius menghisab dirinya. Hal tersebut tidak lain karena hadits Nabi yang berbunyi; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." HR. Tirmidzi.Jadi, sebagai apa pun dan di masa apa pun seorang Muslim wajib melakukan hari perhitungan benar-benar kita hadapi. Pantas jika Umar bin Khaththab sering mengingatkan umat Islam untuk selalu melakukan muhasabah diri. "Hasibu qobla an tuhasabu,"artinya hitunglah diri kalian sebelum datang hari pandangan Hasan Al-Bashri muhasabah akan meringankan hisab di hari akhir. Sebab Allah tidak pernah melewatkan satu perbuatan pun melainkan telah tercatat di sisi-Nya."Allah mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya." QS. Al-Mujadilah 6.Jadi tidak sepatutnya jika seorang Muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan MuhasabahDengan demikian muhasabah berarti perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, "Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan." Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul sebelum melakukan perbuatan seorang Muslim berhenti pada awal keinginan dan kehendaknya serta tidak bersegera melakukan perbuatan sampai jelas statusnya. Setidaknya ada tiga pertanyaan yang harus apakah perbuatan yang diiginkan mampu dilakukan atau tidak. Kedua, apakah perbuatan itu sesuai syariat. Ketiga, apakah perbuatan itu akan dilakukan ikhlas karena itu, untuk muhasabah setelah melakukan perbuatan dapat dicek melalui apakah perbuatannya sesuai syariat dan apakah dilakukan ikhlas karena Allah. Meurut Ibnu Qayyim muhasabah setelah melakukan perbuatan ini ada tiga muhasabah atas ketaatan yang diabaikan. Kedua, muhasabah atas setiap perbuatan yang apabila ditinggalkan lebih baik daripada dilakukan. Ketiga, muhasabah atas perbuatan yang mubah yang tidak jauh Ibnu Qudamah berkata, "Seyogyanya bagi seorang Muslim itu menyisihkan waktunya pada pagi hari dan sore hari untuk muhasabah diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir penjualan." radartasik edisi 2 okt 2012. 22. SELASA, 2 OKTOBER 2012 / 16 DZULQAIDAH 1433 H
Sabda Nabi Hasibu qobla an tuhasabu,” artinya hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan. Inilah hadis yang sarat makna. Yang terbersit dalam benak kita adalah diri menghitung-hitung apa yang telah diperbuat dalam sehari, 1 jam, 1 menit, 1 detik bahkan dalam hembusan nafas saat keluar dan masuk. Sedang apa dan berbuat apakah diri?. Adakah dalam waktu itu berbuat amal shaleh atau malah sebaliknya. Untuk melatih dan membiasakan menghitung diri sendiri diperlukan ketelitian untuk melihat serangkaian amalan atau usaha baik dalam kerangka ibadah maupun usaha dunia yang di khususkan untuk tujuan akhirat. Hitungan perbuatan bukan hanya gerak panca indera dan anggota tubuh namun termasuk juga diamnya melalui wujud gerak dan desiran dan keinginan hati. Bila teliti dalam melihat gerak dan perbuatan lahir dan gerak batin barulah orang itu disebut pandai menghisab diri. Serangkaian amalan dan latihan itu akan meringankan hisabnya kelak dan berarti dirinya sudah terlatih. Dalam menghitung diri ada beberapa panduan yaitu terkait amanat yang diberikan Allah kepada setiap diri yaitu terkait, umur, raga, ilmu dan hartanya sesuai sabda Nabi Saw yaitu “Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang 4 perkara yaituTentang umurnya untuk apa ia habiskan?,Tentang badannya untuk apa ia gunakan?,Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan?,Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?. Attarmizi. Namun demikian dengan kehendak Allah dimungkinkan seseorang dalam keadaan tertentu tanpa mendapat hisab yaitu golongan hamba yang beriman terdiri dari para nabi dan Rasul serta aulia, para syuhada dan orang yang sabar. Tiada balasan Allah bagi orang yang sabar kecuali surga, telah difirman Allah secara berulang-ulang sebagai berita gembira bagi hambaNya yang mau bersabar. Firman Allah Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan pula. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Azzumar 73 Orang yang tidak ingin dirinya menemui hisab sudah tentu akan berusaha dan berupaya untuk melatih diri dan membiasakan menghisab diri sendiri. Namun demikian lain halnya orang yang tidak melatih atau mengadakan perhitungan diri. Buat orang demikian menghitung diri menjadi suatu pekerjaan yang membuat susah dan kesal hati, mengeluh terus menerus, akibat ketidak biasaan diri menjawab setiap hal terkait 4 pertanyaan itu. Hidupnya akan larat dan asyik terus menjerumuskannya dirinya ketempat hina dan menjadi murka Allah, tanpa ada keinginan untuk introspeksi dengan menghitung-hitung dirinya. Orang yang demikian diakhirat kelak sudah pasti akan kesulitan menjawab, karena laku dan perbuatan mereka lebih cenderung tiada perduli dengan hitungan diri itu. Maka itu bagi mukmin hendaklah tidak melengahkan diri mengenai hal ini. Harus mawas diri dalam segala hal termasuk mengamati gerak dan diamnya, penglihatan, mata, detak niatnya dalam rangkaian usahanya utk akhirat. Sebab usaha yang diistilahkan dengan jual beli ini bakal meraih keuntungan yaitu berupa surga bersama para nabi para siddik dan syuhada Duratun Nasihin Dengan demikian muhasabah berarti perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, “Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan.” Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul Qashidin. Muhasabah sebelum melakukan perbuatan seorang Muslim berhenti pada awal keinginan dan kehendaknya serta tidak bersegera melakukan perbuatan sampai jelas statusnya. Setidaknya ada tiga pertanyaan yang harus dijawab. Pertama, apakah perbuatan yang diiginkan mampu dilakukan atau tidak. Kedua, apakah perbuatan itu sesuai syariat. Ketiga, apakah perbuatan itu akan dilakukan ikhlas karena Allah. Sementara itu, untuk muhasabah setelah melakukan perbuatan dapat dicek melalui apakah perbuatannya sesuai syariat dan apakah dilakukan ikhlas karena Allah. Menurut Ibnu Qayyim muhasabah setelah melakukan perbuatan ini ada tiga macam. Pertama, muhasabah atas ketaatan yang diabaikan. Kedua, muhasabah atas setiap perbuatan yang apabila ditinggalkan lebih baik daripada dilakukan. Ketiga, muhasabah atas perbuatan yang mubah yang tidak dilakukannya. Lebih jauh Ibnu Qayyim berkata, “Seyogyanya bagi seorang Muslim itu menyisihkan waktunya pada pagi hari dan sore hari untuk muhasabah diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir penjualan.” Wallahu alam
Karenaitu, muhasabah menjadi karakter utama pribadi Mukmin, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas.Umar bin Khattab, menurut Evie, seorang sahabat yang dikenal sebagai Amirul Mukminin pernah mengingatkan umat Islam dengan perkataannya yang sangat populer, "Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu". Umar bin Khaththab sering mengingatkan umat Islam untuk selalu melakukan muhasabah diri. "Hasibu qobla an tuhasabu." Artinya, hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan yang pandangan Hasan Al-Bashri, muhasabah akan meringankan hisab di hari akhir kelak. Sebab Allah swt. tidak pernah melewatkan satu perbuatan pun, melainkan telah tercatat di sisi-Nya. "Allah mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya" QS. Al-Mujadilah 6. Jadi tidak sepatutnya jika seorang muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan, dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan demikian, muhasabah perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, "Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan." Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul pandangan Ibnu Qudamah, seyogianya seorang muslim menyisihkan waktunya pada pagi dan sore hari untuk introspeksi diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir perjalanan satu hari, kebaikan apa yang telah kita lakukan. Pun sebaliknya, keburukan atau dosa apa yang pernah kita perbuat. Dengan demikian, jika kita pandai menghisab diri, insya Allah kita akan terhindar atau paling tidak, meminimalisasi perbuatan pula yang dilakukan para sahabat Nabi. Mereka tidak pernah menutup malam kecuali telah melakukan muhasabah. Bahkan Abu Bakar pun menghisab dirinya wafatnya, Abu Bakar memanggil putrinya Aisyah. Ia berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum muslimin, tidak pernah makan dari dinar dan dirham mereka. Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak" HR. Ahmad.Abu Bakar dan sahabat Nabi lainnya benar-benar serius menghisab diri. Hal tersebut tidak lain karena hadis Nabi yang berbunyi, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya untuk apa dihabiskannya. Tentang masa mudanya digunakan untuk apa. Tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu" Tirmidzi.
\n \n hasibu qobla an tuhasabu

SahabatUmar RA mengingatkan kita, Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu. "Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab. Ramadhan ini merupakan bulan kebajikan. Setiap mukmin diajak untuk berbuat baik kapan saja. Secara khusus, Rasullah SAW menjadi lebih baik lagi di bulan Ramadhan, karena ini adalah bulan kebajikan dalam segala hal.

Umar bin Khaththab sering mengingatkan umat Islam untuk selalu melakukan muhasabah diri. "Hasibu qobla an tuhasabu." Artinya, hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan yang pandangan Hasan Al-Bashri, muhasabah akan meringankan hisab di hari akhir kelak. Sebab Allah swt. tidak pernah melewatkan satu perbuatan pun, melainkan telah tercatat di sisi-Nya."Allah mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya" QS. Al-Mujadilah 6. Jadi tidak sepatutnya jika seorang muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan, dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan demikian, muhasabah perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, "Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan." Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul pandangan Ibnu Qudamah, seyogianya seorang muslim menyisihkan waktunya pada pagi dan sore hari untuk introspeksi diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir perjalanan satu hari, kebaikan apa yang telah kita lakukan. Pun sebaliknya, keburukan atau dosa apa yang pernah kita perbuat. Dengan demikian, jika kita pandai menghisab diri, insya Allah kita akan terhindar atau paling tidak, meminimalisasi perbuatan pula yang dilakukan para sahabat Nabi. Mereka tidak pernah menutup malam kecuali telah melakukan muhasabah. Bahkan Abu Bakar pun menghisab dirinya wafatnya, Abu Bakar memanggil putrinya Aisyah. Ia berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum muslimin, tidak pernah makan dari dinar dan dirham mereka. Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak" HR. Ahmad.Abu Bakar dan sahabat Nabi lainnya benar-benar serius menghisab diri. Hal tersebut tidak lain karena hadis Nabi yang berbunyi, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya untuk apa dihabiskannya. Tentang masa mudanya digunakan untuk apa. Tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu" Tirmidzi. Muhasabah Media Meningkatkan Kualitas Iman. "Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah". (QS. Al-Insyiqaq [84]: 7-8). Jika kita amati secara mendalam, nampaknya Allah SWT. selalu mengirimkan hikmah dari i'tibar yang diperoleh dari bencana yang melanda dunia ini. Konten ini adalah kiriman dari pembaca Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini. Ilustrasi inet – “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS Alhasyr [59] 18. Setiap Mukmin dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas amalnya. Untuk peningkatan kualitas amal, muhasabah evaluasi sangat diperlukan. Tanpa muhasabah tidak akan ada peningkatan kualitas amal. Karena itu, muhasabah menjadi karakter utama pribadi Mukmin, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas. Umar bin Khattab, seorang sahabat yang dikenal sebagai Amirul Mukminin pernah mengingatkan umat Islam dengan perkataannya yang sangat populer, “Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu.” Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. Muhasibi, seorang sufi dan ulama besar yang menguasai beberapa bidang ilmu, seperti hadits dan fiqih. Nama lengkapnya Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-Bagdadi al-Muhasibi. Ketika ia ditanya tentang beberapa hal yang berkaitan dengan soal muhasabah. “Dengan apa jiwa itu dihisab?” Ia menjawab, “Jiwa itu dihisab dengan akal.” Ia ditanya lagi, “Dari mana datangnya hisab itu?” Ia menjawab, “Hisab itu datang dari adanya rasa takut akan kekurangan, hal-hal yang merugikan, dan adanya keinginan untuk menambah keuntungan.” Muhasabah dalam pandangan Muhasibi, mewariskan nilai tambah dalam berpikir basirah, kecerdikan, dan mendidik untuk mengambil keputusan yang lebih cepat, memperluas pengetahuan, dan semua itu didasarkan atas kemampuan hati untuk mengontrolnya. Ketika ditanya, “Dari mana sumber keterlambatan akal dan hati untuk menghisab diri?” Ia menjawab, “Keterlambatan itu disebabkan oleh karena hati. Dalam keadaan demikian hati sangat didominasi oleh kekuatan hawa nafsu dan syahwat yang kemudian menguasai akal, ilmu, dan argumen.” Ketika ditanya, “Dari mana kebenaran datang?” Ia menjawab, ”Kebenaran itu datang karena pengetahuan kita bahwa Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat. Pengetahuan itu merupakan dasar bagi kebenaran dan kebenaran merupakan dasar segala perbuatan baik. Karena kemampuan dan kekuatan kebenaran itulah, seorang hamba dapat meningkatkan segala perbuatan baik dan kebajikannya.” Muhasabah merupakan kesadaran akal untuk menjaga diri dari pengkhianatan nafsu melalui proses pencarian kelebihan dan kekurangan diri. Karena itu, muhasabah menjadi lampu di hati setiap orang yang melaksanakannya. Karena itu, momentum pergantian tahun baru Masehi mestinya dijadikan sebagai sarana untuk muhasabatun nafsi evaluasi diri atas berbagai amal yang telah dilakukan, agar kehidupan lebih baik dan bermakna di hadapan Allah SWT. Wallahu a’lam. Redaktur Lurita Putri Permatasari Beri NilaiLoading... Dosen SETIA Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.
Hasibuanfusakum Qabla antuhasabu "Bring yourself to account before you are taken to account." And 'Umar added: Wazinu anfusakum Qabla antuzanu "Weigh your deeds before your deeds are weighed." This issue of questioning oneself and taking oneself to account was practiced by the Salaf of this Ummah. Hasan al-Basri (rahimahullaah) said, "You will
Home Hobi & Koleksi Buku Agama & Kepercayaan Kitab HASIBU QOBLA AN TUHASABU Makna PETUK TERLENGKAP Informasi BarangSpesifikasiDeskripsiWARNING Kitab yang ASLI Makna PETUK Ada Logo " BIL MAKNA ALA PESANTREN " Memakai bahasa arabKoperasi PONDOK PESANTRENHIDAYATUT THULLABAlamat Petuk puhrubuh Semen Kediri Jawa timurWA O83 862 IOO 2OOKami Menyediakan berbagai macam KITAB Karya KH. AHMAD YASIN ASYMUNI PETUK KITAB MAKNA PESANTREN ATAU PETUK KITAB KUNING KOSONGAN KITAB PEGON KITAB TERJEMAH BAHASA JAWA & INDONESIA Buku" Bahtsul Masail Perlengkapan Sholat Sarung & mukena Alat hadroh & banjari dll Laporkan BarangInformasi PelapakCatatan PelapakCatatan Pelapak tetap tunduk terhadap Aturan penggunaan harga Kitab,Buku maupun terjemah di toko kami TERMURAH.. 99% Buku & Kitabnya READY.. Potongan ongkir pakai kode J&T KIRIMJT Silahkan di order kitabnya di Toko SANTRI ONLINE STORE.. Laporkan Pelapak
ImamTurmudzi meriwayatkan ungkapan Umar bin Khattab: Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu. "Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (Yaumul Hisab). astaghfirrullohal'adzim. saya hanya diri yang lemah. goresan tulisan ini semoga bisa bermanfaat. aamiin
Bienvenue sur Ixassida Nous esperons que vous apprecierez votre visite sur notre site dedie aux Ecrits de Cheikh Ahmadou Bamba, le serviteur du Prophete. PSL Pour profiter de l'ensemble des functionalites de ce site veuillez creer un compte et vous connecter. Ajouter des xassidas a vos favoiris, creer un playlist de vos xassidas preferes, contacter les autres membres de ce site, contribuer dans les traductions, etc. Contactez nous Si vous avez un audio/"dadj" que vous voulez ajouter a un xassida, veuiller nous envoyer l'audio ou le lien par email. Le but de ce site est de faciliter le "dourouss" des Xassidas, de lire et de comprendre la signification des Ecrits dans votre langue maternelle. De rechercher les xassidas par mot cles, de retrouver vos "dadj" preferes, et de partager les vers sur les reseaux sociaux avec vos amis [email protected] Umarbin al-Khattab berkata: "HASIBU QOBLA AN TUHASABU" yang artinya evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi oleh orang lain. Dengan begitu individu dituntut waspada dalam melakukan seatu tindakan, karena semua tindakan tidak lepas dari Evaluasi Alloh SWT. 2.
ManAntum Waliman Antum Hasibu Anfusakum Qobla An Tuhasabu. Diposting oleh Rindu rasul samadangi di 20.09 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Senin, 29 November 2010. Angin November - Acil Bimbo (Original Song)
.
  • 2muj1rpch8.pages.dev/779
  • 2muj1rpch8.pages.dev/826
  • 2muj1rpch8.pages.dev/588
  • 2muj1rpch8.pages.dev/757
  • 2muj1rpch8.pages.dev/589
  • 2muj1rpch8.pages.dev/370
  • 2muj1rpch8.pages.dev/78
  • 2muj1rpch8.pages.dev/870
  • 2muj1rpch8.pages.dev/216
  • 2muj1rpch8.pages.dev/931
  • 2muj1rpch8.pages.dev/101
  • 2muj1rpch8.pages.dev/276
  • 2muj1rpch8.pages.dev/982
  • 2muj1rpch8.pages.dev/675
  • 2muj1rpch8.pages.dev/505
  • hasibu qobla an tuhasabu