Fisikamerupakan ilmu yang mempelajari tentang . a. zat dan energi b. reaksi kimia c. flora dan fauna d. manusia e. masyarakat. Jawaban. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu alam yang mempelajari sifat dan fenomena yang terjadi di alam yang dapat terlihat atau dapat diamati dalam bentuk zat dan energi.
Meluruskan pemahaman keliru terhadap maksud dari hadits belajar Al-Qur’an “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ala Rasulillah,amma ba’du Pemahaman yang salah!Akibat dari meyakini pemahaman yang salah tersebutTujuan Al-Qur’an diturunkanMakna yang benar dari hadits belajar Al-Qur’anKesimpulanCatatan Penting!Pemahaman yang salah!Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda خيركم من تعلم القرآن وعلمه“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. HR. Bukhori.Di antara pemahaman yang salah dalam memahami hadis di atas adalah membatasi golongan manusia yang layak disebut sebagai orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya hanyalah sebatas orang yang mempelajari dan mengajarkan huruf dan lafadz Al-Qur’an, Tajwid dan ilmu Qiro`ahnya semata! Ini adalah sebuah keyakinan yang salah!Akibat dari meyakini pemahaman yang salah tersebutKetika seseorang meyakini keyakinan yang salah ini, maka sangat memungkinkan ia akan merasa cukup bila sudah menguasai ilmu Tajwid dan Qiro`ah atau sudah hafal Al-Qur’an, maka bisa jadi ia akan berhenti ataupun malas dari melanjutkan mempelajari tafsir Al-Qur’an, memahami makna dan penjelasan kandungannya, baik berupa aqidah yang shohihah, ibadah, akhlak karimah serta hukum-hukum Syari’ ia merasa sudah mengamalkan hadits belajar Al-Qur’an ini, guna meraih derajat yang terbaik!Tujuan Al-Qur’an diturunkanSyaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به“Al-Qur’an itu diturunkan untuk tiga tujuan beribadah dengan membacanya, memahami makna dan mengamalkannya”Lihatlah, di sini Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menunjukkan tiga perkara yang menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an, tentunya ketiga perkara ini sama-sama pentingnya, sama-sama baiknya, sama-sama menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Pertama dari tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu Qiro`ah,Kedua, memahami makna atau tafsirnya,Ketiga, -misalnya- ketika seseorang baru meraih salah satu dari tiga perkara itu dengan baik, berarti baru meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Janganlah berhenti sampai di situ saja, teruskan meraih dua perkara yang yang benar dari hadits belajar Al-Qur’anImam Ibnul Qoyyim rahimahullahu setelah membawakan hadits di atas, lalu menjelaskan maknanyaوتعلم القرآن وتعليمه يتناول تعلم حروفه وتعليمها , وتعلم معانيه وتعليمهاMempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakupMempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnyaMempelajari dan mengajarkan makna-maknanyaوهو أشرف قسمي تعلمه وتعليمه , فإن المعنى هو المقصود , واللفظ وسيلة إليه ,Yang terakhir inilah yaitu pent. merupakan jenis mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya yang paling mulia, karena makna Al-Qur’an itulah yang menjadi tujuan yang dimaksud, sedangkan lafadz Al-Qur’an adalah sarana untuk mencapai maknanya. فتعلم المعنى وتعليمه تعلم الغاية وتعليمها Maka mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya hakekatnya adalah mempelajari dan mengajarkan اللفظ المجرد وتعليمه تعلم الوسائل وتعليمهاsedangkan mempelajari dan mengajarkan lafadz semata hakekatnya adalah mempelajari dan mengajarkan sarana وبينهما كما بين الغايات والوسائل “Dan perbandingan diantara keduanya seperti perbandingan antara tujuan dan Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakup dua macam sekaligus, yaitu Lafadz dan maknanya. Berarti kedua-duanya sama-sama keduanya, seperti perbandingan antara tujuan dan sarana. Berarti, jenis yang satu lebih mulia dari yang makna-maknanya dan mengajarkan makna-maknanya tafsirnya lebih mulia dari mempelajari huruf-hurufnya dan mengajarkan huruf-hurufnya saja tajwidnya semata.Oleh karena itu, pantaslah jika dua orang yang masyhur disebut sebagai pakar Tafsir di kalangan Sahabat, yaitu Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dan selain keduanya, berpandangan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil dan mentadabburi merenungi maknanya -walaupun sedikit jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya- lebih utama daripada orang yang cepat dalam membaca Al-Qur’an, sehingga banyak jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya, namun tanpa mentadabburi zaman Al-Fudhail rahimahullah pun sudah dijumpai adanya orang yang di dalam mengamalkan Al-Qur’an lebih kepada “sebatas membacanya semata”, padahal sesungguhnya mengamalkan Al-Qur’an lebih luas daripada sekedar membacanya saja, karena dalam Al-Qur’an terdapat aqidah, ibadah, mu’amalah dan hukum-hukum Islam yang tertuntut untuk kita amalkan. Berkata Al-Fudhail rahimahullah menuturkan fenomena yang beliau lihat di masanya إنما نزل القرآن ليعمل به ، فاتخذ الناس قراءته عملا“Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan, namun ternyata ada saja orang yang menjadikan sebatas membacanya sebagai sebuah bentuk pengamalannya”,Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah setelah membawakan perkataan Al-Fudhail di atas, bertutur فأهل القرآن هم العالمون به والعاملون بما فيه، لا بمجرد إقامة الحروف“Ahlul Qur’an, mereka adalah orang-orang yang mengetahui maknanya dan mengamalkan isinya, bukan hanya sekedar melafadzkan huruf-hurufnya dengan benar.”Catatan Penting!Tulisan ini bukanlah dimaksudkan untuk menyudutkan para penghafal Al-Qur’an atau para Qurra` Ahli Qiro`ah, tanpa diragukan lagi keduanya adalah dua kelompok manusia yang menduduki derajat yang tinggi dalam Islam, namun yang kami maksudkan disini adalah mendudukkan sesuatu pada tempatnya, semua ajaran Islam adalah penting, namun tingkat kepentingannya bertingkat-tingkat! Maka di dalam Islam ada skala prioritas suatu amal makna ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam kitab-kitab Tafsir, Tauhid, Fikih, dan selainnya serta mengajarkannya, tanpa diragukan lagi, ini termasuk salah satu bagian yang termulia dari kelompok orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an yang dimaksud dalam hadits di atas, karena hakikatnya, kitab-kitab tentang Tauhid adalah kitab yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Tauhid. Kitab-kitab tentang Fikih, hakikatnya adalah kitab-kitab yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Fikih, dan demikian demikian, siapakah sebaik-baik orang diantara kalian? Jawabannya Orang yang mengumpulkan kedua macam aktivitas mempelajari Al-Qur’an dan Allah menjadikan kita termasuk kedalam barisan orang-orang yang terbaik di masyarakat kita, a’ juga Tafsir Ayat Kursi—Penulis Muhammad Nur Ichwan MuslimArtikel
Ilmuyang mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya adalah ilmu. Fisika; Memberikan pembelajaran lanjutan mengenai keorganisasian dalam HMK ‘AMISCA’ ITB untuk anggota baru HMK ‘AMISCA’ ITB tahun 2020. Table of Contents Show Related Tuliskan Hadis Yang Menjelaskan Tentang Mempelajari Ilmu Dan Mengamalkannya1. Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap umat2. Menuntut ilmu membawa seorang muslim pada kebaikanEDITORS' PICKS3. Menuntut ilmu menghadirkan keberkahan4. Menuntut ilmu memiliki keutamaan dibanding amal5. Menuntut ilmu akan bermanfaat hingga akhir hayatVideo yang berhubungan Assalaamu'alaikum warahmatullaahi minta tolong tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Saya sedang mencari hadits tersebut. Terima kasih warahmatullaahi pun senang dengan adanya pertanyaan ini. Bertanya akan membuat bertambah akan ilmu. Keingintahuan mengenai ilmu agama Islam menjadi sebuah modal besar agar kita bisa menjadi seorang yang sukses di dunia dan akhirat. Bahagia didapatkan dengan punya ilmu yang cukup dan bermanfaat. Mengenai hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya bisa kita simak berikut تَزُولَ قَدَمَا عَبْدِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ، عَنْ أَرْبَعِ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ أَخَذَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُArti atau terjemahan dalam bahasa Indonesia dari hadits tersebut yakniTidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak. Hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzy. Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwasannya seseorang akan ditanyai mengenai empat hal di hari kiamat nanti. 1. Terkait mengenai umurnya. 2. Terkait waktu Terkait Terkait 4 pertanyaan yang akan ditanyakan nanti. Bagaimana kita menghabiskan usia kita selama hidup di dunia? Apakah dihabiskan untuk berbuat taat ataukah berbuat durhaka? Ini menjadi pertanyaan yang pertama. Kemudian mengenai masa muda. Tiap diri akan ditanyakan, untuk apa masa mudanya dihabiskan. Lantas mengenai ilmunya. Ditanya pula mengenai ilmu yang dipelajarinya itu. Telah diamalkan ataukah belum. Sedangkan yang terakhir ditanya mengenai hartanya. Berkaitan dengan harta ini akan ditanya tentang sumber hartanya dan juga mengenai cara atau pembelajaan dari harta mengenai agama Islam memang mesti kita lakukan. Sebagai seorang muslim mesti harus meluangkan waktu untuk belajar agama. Cara untuk bisa mengetahui ajaran agama Islam yakni dengan menuntut ilmu. Maka tiap muslim punya kewajiban untuk menuntut ilmu. Baik itu seorang muslim laki-laki maupun wanita. Meskipun usia seseorang sudah beranjak tua, tetap saja ia diperintahkan untuk untuk mempelajari ilmu agama. Jadi, kewajiban ini tidak hanya dibebankan kepada para pelajar, santri, atau pun mahasiswa. Walaupun, bagi tiap orang memang Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memberi beban di luar kemampuan masing-masing. Seorang yang sudah tua tentu kemampuan menyerap ilmunya akan kalah dibanding dengan anak-anak muda pada umumnya. Tapi mengkaji ilmu tetaplah dilakukan. Sebab semua orang membutuhkan ilmu tentang agama ini. Supaya hidup mereka bisa berbahagia dan selamat sampai di akhirat. Demikian penjelasan kami semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. Tags TANYA JAWAB Pendidikan menjadi hal yang penting bagi setiap orang. Sejak masa kanak-kanak, seseorang akan dipaparkan dengan banyak hal sebagai bentuk pembelajaran. Baik menuntut ilmu di rumah dengan orangtuanya atau di ini karena ilmu dan pengetahuan yang diajarkan pada anak akanbermanfaat bagi mereka saatmenjalani kehidupan ke depannya. Terlebih, setiap ilmu dan pengetahuan akan berkembang seiring berjalannya waktu. Jadi, sebaiknya anak memang diarahkan untuk menuntut ilmu agar tidak hanyabagikehidupan di dunia, menuntut ilmu juga dianjurkan dalamIslam. Terdapatdalil-dalil dariAlquran maupunhadis yang menjelaskan pentingnya menuntut ilmu. Pengetahuan agama ini perlu orangtua ajarkan pada anak agar mereka lebih bersemangat dalam lanjut, berikut jelaskan hadis tentang menuntut ilmu yang bersumber dari sabda Rasulullah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap umatPexels/Gabby KJelaskanlah pada anak mama bahwasanya menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Tidak ada pengecualian karena sesungguhnya seluruh umat Islam wajib untuk ini telah dijelaskan dalam hadis bahwa Rasulullah SAW bersabdaطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍArtinya “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” HR. Ibnu Majah no. 224Allah SWT juga akan meninggikan derajat seorang muslim yang menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran yang berbunyiيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌArtinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Maidah 11.2. Menuntut ilmu membawa seorang muslim pada kebaikanPexels/cottonbroPerlu anak mama ketahui bahwa menuntut ilmu termasuk perkara yang dapat membawa seorang muslim pada kebaikan. Mulai dari mendapatkan pahala hingga dipermudah langkahnya menuju ini telah dijelaskan dalam hadis, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabdaمَنْسَلَكَطَرِيْقًايَلْتَمِسُفِيْهِعِلْمًا,سَهَّلَ “Barang siapa menempuh satu jalan cara untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.”HR. MuslimSelain itu, Rasulullah SAW juga akan mendoakan para umat Islam yang mencari ilmu di jalan Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis bahwaقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِDari Abu Ad Darda` ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAWbersabda “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.”HR. Ibnu MajahEDITORS' PICKS10 Cara Membuat Anak Memiliki Mental yang KuatJangan Disepelekan, 11 Penyebab Anak Sering Mengalami Pusing10 Hal yang Harus Dihindari saat Anak Mengalami Panic Attack3. Menuntut ilmu menghadirkan keberkahanPexels/Gabby KSama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa menuntut ilmu akan mendatangkan kebaikan, dalam hadis lainnya juga disebutkan bahwa menuntut ilmu dapat menghadirkan keberkahan. Baik saat perjalanan ketika hendak menuntut ilmu hingga ini diriwayatkan oleh Turmudzi dan berbunyi sebagai berikutمَنْخَرَجَفِىطَلَبُالْعِلْمِفَهُوَفِىسَبِيْلِاللهِحَتَّىيَرْجِعَArtinya “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang.”Selain mendatangkan keberkahan,seorang muslim yang menuntut ilmu juga akan memilikiderajat lebih SAW bersabdaٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍDari Ibnu Abbas RA ketika menafsirkan ayat Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Al-Mujadalah 11; dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. HR. Darimi4. Menuntut ilmu memiliki keutamaan dibanding amalPexels/Gabby KMenurut hadis, Rasulullah SAW bersabda bahwasanya menuntut ilmu saat ini memiliki keutamaan dibanding dengan قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ، قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ، الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأْتِي زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِArtinya “Sungguh kalian sekarang benar-benar berada di sebuah zaman yang banyak orang-orang faqihnya, sedikit para penceramahnya, banyak para pemberi, dan sedikit para peminta-minta. Amal di masa ini lebih baik daripada ilmu. Akan datang sebuah zaman nanti di mana sedikit orang-orang faqihnya, banyak para penceramahnya, sedikit para pemberi, dan banyak para peminta-minta. Ilmu di masa itu lebih baik daripada amal.” HR. Ath-ThabraniSeorang muslim yang telah memiliki ilmuini nantinya akan lebih paham bagaimana cara arahkanlah anak mama untuk rajin belajar karena menuntut ilmu akan menjadikan mereka lebih cerdas sehingga caraberamalnyadapat dilakukan dengan jangan lupamengajarkan anak untuk menghormati para guru yang memberikan ilmu pada mereka ya, anjuran dalam SAW bersabdaتَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ رَواهُ الطَّبْرَانِيْArtinya “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.”HR Tabrani5. Menuntut ilmu akan bermanfaat hingga akhir hayatPexels/Marta WaveTidak hanya mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan di dunia, menuntut ilmu juga akan membawa kebaikan hingga akhir SAW bersabdaإِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُArtinya “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang berdoa untuknya.” HR. Muslim.Itulah beberapa hadis tentang menuntut ilmuyang menjelaskan tentang keutamaan dan manfaat belajar dalam Islam. Yuk, beritahupada anak mama agar mereka lebih bersemangat dalam jugaMengajarkan Anak Bacaan Doa agar Dimudahkan dalam BelajarKenali 5 Macam Gaya Belajar Anak Demi Membantu KecerdasannyaYuk, Ciptakan Ruang Belajar Anak yang Nyaman dan Produktif
\n\n\n tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya
Antaranyayang disebut oleh al-hadis: HR Muslim-Muslim dari Abdullah Ibn Mas'ud: "Allah melaknat wanita yang mencucuk tangan dan menaruh warna (tattoo) dan yang meminta berbuat demikian; wanita-wanita yang menghilangkan bulu kening di muka*, wanita yang mengikir gigi dan menjarangkannya supaya kelihatan cantik yang merubah kejadian Allah."

√ Kumpulan hadits tentang menuntut ilmu Lengkap √ beserta latin dan artinya √ Keutamaan menuntut ilmu √ Ayat Al Quran tentang ilmu √ dan Keterangan ulama tentang menuntut ilmu. Artikel ini panjang, dan untuk memudahkan anda, kami buat link daftar isi, silahkan buka daftar isi dan pilih tema bahasan yang hendak anda baca, atau bisa anda baca dari awal sampai akhir. Daftar IsiPengertian IlmuPentingnya Menuntut IlmuHadits Tentang Menuntut IlmuHadits Tentang Wajibnya Menuntut IlmuHadist Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu ke 1Hadist Tentang keutamaan Menuntut Ilmu ke 2Hadist keutamaan Penuntut Ilmu ke 3Hadist Menuntut Ilmu ke 4Hadist Tentang Menuntut Ilmu Ke 5Hadist Keutamaan Ilmu Ke 6Hadist Tentang Penuntut Ilmu Ke 7Hadist Tentang Menuntut Ilmu Ke 8Hadits Tentang Ilmu Yang BermanfaatAyat Al Quran Tentang IlmuAl Quran Surat Al-Mujadilah Ayat Ke 11Al Quran Surats Az Zumar ayat 9Penjelasan UlamaPenjelasan Tentang Kewajiban Menuntut IlmuHukum Wajib Terbagi DuaPenjelasan Tentang Hadist Penuntut Ilmu Dimudahkan Jalannya Menuju SurgaPenjelasan Tentang Hadist Tanda yang Allah Berikan Kepada Ahli IlmuPenjelasan tambahan Tentang Ilmu Yang BermanfaatKesimpulan Tentang Hadist Menuntut Ilmu Pengertian Ilmu Ilmu adalah Segala sesuatu yang datangnya dari Allah dan Rasullullah Sallalahu Alaihi Wassalam, dalam bentuk Ayat Al Quran maupun Hadist. Ilmu merupakan kunci semua kebaikan, dengan ilmu kita bisa mengetahui hukum-hukum Allah, dengan ilmu kita bisa mengamalkan Agama secara sempurna, dengan ilmu kita mengetahui batasan-batasan halal dan haram dan dengan ilmu kita berpeluang besar untuk masuk surga. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Manusia sebenarnya lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.” Imam Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitab FathulBahri, 1/92 menerangkan bahwa maksud ilmu disini adalah ilmu syar’i atau ilmu agama bukan ilmu dunia. Bukan berarti ilmu dunia tidak baik, manfaat ilmu dunia juga baik dan kita perlu juga akan ilmu dunia, tapi tidak masuk ketaraf wajib, hanya mubah saja, dan itu juga tergantung dari tujuan kita mempelajari ilmu dunia tersebut, kalau tujuan kita baik dan bermanfaat maka akan baik juga ilmu tersebut, tapi kalau niatnya rusak maka akan mendapatkan dosa. Haditt tentang menuntut ilmu ini ada yang berkaitan dengan wajibnya, dan ada yang berkenaan dengan keutamaannya, dan yang lebih banyak adalah haditt tentang keutamaan menuntut ilmu. Kami sertakan gambar, tuliskan arab, tulisan latin dan artinya, untuk penjelasan ulama tentang hadis akan kami tuliskan di akhir artikel ini dalam sub judul penjelasan ulama. Untuk hadits ini sebagiannya kami tampilkan lengkap dengan sanad, matan dan rawinya, tapi ada juga yang tidak kami tuliskan secara lengkap, karena keterbatasan ilmu kami. Hadist pertama ini adalah hadits menuntut ilmu yang pendek yang menerangkan tentang wajibnya menuntut ilmu Agama. Bacaan Arab Hadist Wajibnya Menuntut Ilmu طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ Latinnya “Tholibul ilmi faridhotan a’la kulli muslimin” Artinya “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” [HR. Ibnu Majah no. 224], dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dishahihkan Al Albani dalam [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913] Hadist kedua ini menerangkan tentang penuntut Ilmu akan di mudahkan jalannya menuju surga. Bacaan Arabnya مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ Bacaan Latinnya “Man salaka thoriqon yaltamisu fihi i’lman sahhallahu bihi thoriqon ilal jannah” Artinya Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan dirinya jalan menuju surga. hadist dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu [HR. Muslim]. Hadist ketiga ini menjelaskan tentang tanda kebaikan pada seseorang yang di berikan oleh ALLAH berupa kepahaman akan ilmu agama. Bacaan Arab مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ Bacaan Latin “Man yuridillahi khaoyron yufaqihhu fiddiin” Artinya “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama.” Hadist ini datang dari sahabat Muawiyyah Radhiallahu Anhu. [HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037]. Hadist keutamaan Penuntut Ilmu ke 3 Hadist tentang menuntut ilmu ke empat ini menerangkan tentang keutamaan penuntut ilmu, yaitu di samakan kedudukannya dengan mujahid fii sabillillah. Bacaan Arabnya مَنْ جَاءَ مَسْجِدِى هَذَا لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ Bacaan Latinnya “manjaa amasjidii hadzaa lam yatihi illa likhoyrin yata a’llamuhu aw yua’llamuhu fahuwa bimanzilatil mujaahidi fii sabiilillah”. Artinya “Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, tidaklah ia mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkaannya, maka dia sama dengan kedudukan mujahid fii sabiilillah.” [HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 227]. Hadist tentang menuntut ilmu keempat menjelaskan tentang fadhilah ilmu yang bermanfaat, bahwa pahalanya akan kekal dan mengalir kepada kita walaupun kita sudah meninggal. Bacaan Arab ذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ Bacaan Latin “Idzaa maatalinsaan anqothoa’ a’maluhu illa min tsalatsin; shodaqotin jaariyah, auw i’lmin yuntfu’bihi, auw waladin sholihin yadu’u lahu” Artinya “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali tiga hal sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa untuknya” [HR. Muslim]. Hadist ini menerangkan tentang warisan Nabi yang berupa ilmu yang di berikan kepada para Ulama. Bacaan Arab اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ Bacaan Latin “A’l Ulamaa u warotsatul anbiyyaa, wainnal anbiyyaa lam yuwarrotsuu diinaaron walla dirhamun, walakin warrotsuul i’lma, faman akhoduhu akhodu bi hadzhon wa firin”. Artinya “Para ulama adalah pewaris para nabi, Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi para nbi mewariskan ilmu. Maka , barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; Di sahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’ no. 6297]. Hadist Keutamaan Ilmu Ke 6 Hadist ini menerangkan tentang keutamaan ilmu atas ibadah. فَـضْلُ الْعِـلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَـضْلِ الْعِـبَادَةِ، وَخَيْرُ دِيْنَكُمُ الْوَرَعُ Bacaan Latin “Fadlu al i’lmi khoiron min fadhlin al i’baadah, wakhoiru diinakumul warou’n” Artinya “Keutamaan ilmu adalah lebih baik dari pada keutamaan ibadah. Dan sebaik-baik agama kalian adalah ketakwaan.” Perawi dan riwayat hadist [Hadits ini hasan, datang dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu’anhu, dan diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Ausath no. 3972, Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi ta’liq hadits no. 96 sebagai syahid] Hadist Tentang Penuntut Ilmu Ke 7 Hadist ini menerangkan tentang keutamaan penuntut ilmu yang akan mendapatkan doa kebaikan dari semua mahluk baik di langit dan di bumi. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ Bacaan Latin “Innallahu wamalaikatahu wa ahlassamawati wal arodhina hatta anamllata fii juhrihaa wa hatta alhuuta layusholluuna a’laa mua’llminnasi al khoiyro”. Artinya “Sesungguhnya Allah,para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” [Hadits Abu Umamah Al Bahili di Riwayat oleh Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syehk Al Albani]. Hadist ini menerangkan tentang ketenangan atau sakinah, dikelilingi oleh malaikat dan di naungi oleh rahmat ALLAH Subhana Hu Wataala bagi para penuntut ilmu. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ Artinya “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah atau ketenangan, dinaungi rahmat, dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” [HR. Muslim, no. 2699] Hadits Tentang Ilmu Yang Bermanfaat Hadits ini dirwayatkan oleh Ibnu majah, dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda سَلوا اللهَ علمًا نافعًا ، و تعوَّذوا باللهِ من علمٍ لا ينفَعُ Yang artinya “Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan berlindunglah kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat”. Hadits tentang ilmu yang ber manfaat ini dinyatakan hasan sanadnya oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Silsilatul ahaadiitsish shahiihah no. 1511. Makna hadits ini yang di jelaskan oleh para ulama salaf adalah ilmu yang bersumber dari Al Quran dan Hadits yang bisa di amalkan dan menjadi amal shalih. Makna ilmu yang bermanfaat juga di jelaskan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali adalah kita belajar dengan sungguh sungguh tentang dalil dalil dalam Al Quran dan sunnah, lalu berusaha memahami kandungannya sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Setelah memahami kandungannya, maka kita bisa dengan mudah mengamalkan ilmu tersebut, inilah yang di sebut dengan ilmu yang bermanfaat dalam hadist tersebut. Ayat Al Quran Tentang Ilmu Disini kami tuliskan juga ayat AL Quran tentang ilmu, diantarannya adalah Al Quran Surat Al-Mujadilah Ayat Ke 11 َرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.. “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” [QS. Al-Mujadilah 11] Al Quran Surats Az Zumar ayat 9 قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ “Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu.” [Qs Az Zumar 9] Penjelasan Ulama Penjelasan ulama atau tafsir ulama tentang maksud dari hadist menuntut ilmu di atas. Ini adalah perintah yang jelas tentang kewajiban untuk menuntut ilmu agama, dan sikap sebagai seorang muslim yang baik adalah “samina Wa Athona” Kami mendengar dan kami taat. Sesuai dengan apa yang di firmankan oleh ALLAH Subhana Hu Wataala, dalam Al Quran Surat An-Nuur Ayat 51, yang berbunyi إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Sesungguhnya ucapan orang yang beriman adalah apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami dengar dan kami taat”. Dan merekalah orang-orang yang berbahagia.” [QS. An-Nuur 24 51]. Hukum Wajib Terbagi Dua Imam al-Qurthubi rahimahullaah menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu terbagi dua Pertama, hukumnya fardhu ai’n atau wajib untuk setiap individu Menuntut ilmu aqidah, ilmu fiqih wajib seperti shalat, zakat, dan puasa. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Kedua, hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagai hak waris, tentang pelaksanaan hukum islam atau hadd seperti qishas, potong tangan cambuk dan lainnya, menjadi penghafal Al Quran. Di dalam hadits diatas terdapat janji Allah Subhanna Hu Wataala, bahwa orang yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu agama atau ilmu syar’i, maka Allah akan memudahkan jalan untuknya menuju Surga. “Berjalan menuntut ilmu” dalam hadist ini mempunyai dua makna, yaitu Pertama Melakukan perjalanan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis ilmu atau duduk di mejelis para ulama. Kedua Menempuh jalan diartikan dengan “cara” yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i seperti menghafal ilmu dan Al Quran, belajar dengan membaca dari buku, menela’ah kitab-kitab ulama, menulis ilmu dan cara apa saja yang bisa mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i. “Allah akan memudahkan jalannya menuju Surga” juga mempunyai dua makna, yaitu Pertama Allah akan memberikan kemudahan jalan menuju surga bagi penuntut ilmu agama, dengan syarat ikhlas karena ALLAH dan mengamalkan ilmu yang di milikinya. Kedua Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga pada hari Kiamat kelak, saat kita melewati shirath dan dimudahkan atau di hilangkan dari berbagai kengerian dan ketakuan pada saat itu baik sebelum dan sesudahnya. Dengan hadist keutamaan ini saja sebenarnya dan seharusnya sudah cukup bagi seorang muslim untuk giat dan semangat dalam menuntut ilmu, karena keutamaan atau fadhilah yang di janjikan adalah Surga, yang semua orang berharap untuk masuk ke dalamnya. Penjelasan Tentang Hadist Tanda yang Allah Berikan Kepada Ahli Ilmu Dalam kitabnya yang berjudul Bahjatu Quluubil Abraar, hal. 38-39, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa hadits ini adalah sebagai petunjuk tentang keutamaan ilmu yang paling besar. Yaitu karena ilmu yang bermanfaat adalah tanda akan bahagiannya seorang hamba dan juga sebagai tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya. Dan begitupun sebaliknya, hadits ini juga menunjukan bahwa barangsiapa yang berpaling dari menuntut ilmu agama, berarti Allah Ta’ala tidak menghendaki kebaikan untuknya. Karena dia tidak bisa melakukan amalan yang akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah dalam kitabnya Kitaabul Ilmi, hal. 21 menerangkan bahwa ”Yang dimaksud dengan faqihu fid-din’ paham akan agama bukan hanya memahami hukum-hukum amaliyyah tertentu saja atau ilmu fiqih. Tetapi yang dimaksud dengan faqihu fid-din’ tersebut adalah paham akan secara keseluruhan ilmu syar’i , seperti ilmu tauhid, ilmu ushuluddin atau pokok-pokok agama, dan juga ilmu yang terkait dengan syari’at Allah. Ulama tabiin yaitu Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata dalam kitab Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi I/230, “Kebaikan di dunia adalah rizki yang baik halal dan ilmu, sedangkan kebaikan di akhirat adalah Surga”. Penjelasan tambahan Tentang Ilmu Yang Bermanfaat Ilmu yang bermanfaat dalam hadist di atas adalah ilmu yang hak benar datanganya dari Kitab Al Quran dan Sunnah atau ilmu syar’i, yang diamalkannya dan atau mengajarkannya. Dengan mengamalkan dan mengajarkan atau menyebarkan ilmu syar’i ini, maka selama orang yang kita ajari atau orang yang mencontoh amalan kita masih mengamalkan ilmu tersebut, maka pahala akan terus kita dapatkan, walaupun kita sudah meninggal. Pentingnya Mendidik Anak Tentang Agama Inilah pentingnya kita mendidik anak untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah, karena jika kita memberikan ilmu akhirat dan ilmu agama secara umum yang dengannya anak kita mengamalkan apa yang kita ajarkan, maka pahala akan terus mengalir kepada kita selama anak kita mengamalkannya. Dan yang lebih penting lagi, setelah kita meningal dunia, maka anak kita akan senantiasa mendoakan kita, dan ini adalah doa yang akan kita terima walaupun kita sudah meninggal. Jangan hanya memberikan pendidikan dunia tanpa memikirkan ilmu akhirat kepada anak kita, karena ini adalah kerugian yang nyata, seimbangkanlah antara kehidupan dunia dan akhirat, dan lebih tegas lagi berikan bekal agama sebelum bekal dunia. Jihad Yang Utama Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dalam kitab Al-Kafiyah Asy-Syafiyah fil Intishari lil Firqatin Najiyyah hal. 35, berkata, “Jihad dengan hujjah dan lisan ilmu lebih didahulukan dari pada jihad dengan pedang dan tombak.” Maksudnya sebelum tegaknya jihad dengan senjata, maka langkah pertama adalah dengan menerangkan dengan ilmu kepada kaum yang akan kita dakwahi, jika hujah yang kita sampaikan tidak di terima, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengangkat senjata. Beberapa kesimpulan penting tentang hadits menuntut ilmu agama dalam ulasan di atas adalah Menuntut Ilmu itu hukumnya wajib untuk setiap individu, dan wajib disini adalah fardhu a’in seperti mempelajari ilmu fiqih wajib dan aqidah yang benar. Kedudukan ilmu dalam agama islam adalah sangat penting, karena dengan ilmu kita bisa mengetahui mana syariat yang benar menurut Al Quran dan As Sunnah, dan ini menjadi landasan untuk kita dalam beramal. Tanpa ilmu niscaya kita bisa beramal dengan benar sesuai dengan yang di contohkan oleh para ulama kita, sehingga muncul amalan amalan baru yang tidak sesuai dengan syariat atau bid’ah. Jangan beramal tanpa ilmu, kaidahnya adalah amal agama haram di lakukan sampai ada dalil yang memerintahkannya, dan untuk urusn dunia kaidahnya adalah semuanya halal sampai ada dalil yang mengharamkannya. Keutamaan ahli ilmu sangat banyak sebagaimana yang di terangkan dalam hadist tentang menuntut ilmu di atas dan sudah sepatutnya kita sebagai seorang muslim menjadikan keutamaan ini cambuk dan semangat untuk belajar ilmu agama. Paksakan diri dan luangkan waktu untuk menghadiri majelis ilmu, karena ini adalah cara mendapat ilmu yang bermanfaat dan juga jalan pintas menuju surga, Ingat selalu, musuh yang nyata bagi kita adalah syetan, yang akan membisiki kita untuk lalai dari ilmu agama. Semoga kita semua dimudahkan oleh ALLAH Azza Wa Jalla untuk mengamalkan hadits tentang menuntut ilmu ini dan semoga kita bisa selalu hadir di majelis ilmu, dimudahkan oleh ALLAH untuk beramal dengan ilmu yang benar dan pada akhirnya semoga ALLAH Azza Wajalla memudahkan langkah kita menuju surga. Baca juga Hadist Tentang Sabar dan Keutamaannya Hadist Tentang Ikhlas Jelaskan Pengertian Hari Kiamat

Ilmupengetahuan mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut : 1. Menjelaskan. Dalam fungsi ini, ilmu pengetahuan ini mempunyai empat bentuk : deduktif, yaitu ilmu yang menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya. probabilistik, yaitu ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengenai pola pikir

Menuntut ilmu merupkan suatu kewajiban bagi setiap umat Muslim di dunia, bahkan anjuran tersebut tertuang dalam Al-Quran dan hadis. Inilah beberapa hadist tentang menuntut ilmu. Dalil dari Hadist tentang Menuntut Ilmu Dalam Islam, menuntut ilmu merupakan kewajiban tiap Muslim sejak lahir hingga masuk liang lahat. Hal ini pun tertuang dalam perintah banyak hadis. Semuanya sangat menekankan pentingnya memelajari ilmu pengetahuan, baik agama, sains, budaya dan teknologi. Seperti firman Allah SWT berikut ini يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Artinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Surat Al-Maidah ayat 11. Berikut ini kumpulan dalil dari hadist tentang menuntut ilmu. 1. Hadist tentang Menuntut Ilmu Sebuah Kewajiban Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, disebutkan bahwa kegiatan menuntut ilmu itu bersifat wajib bagi Muslim. Kewajiban ini pun tidak memandang gender atau status sosial seseorang. Bahkan diwajibkan sejak dalam buaian hingga liang lahat. Hadis tersebut berbunyi sebagai berikut طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ Artinya “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” HR. Ibnu Majah أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ Artinya “Tuntutlah ilmu dari buaian bayi hingga liang lahat.” Artikel terkait 40 Hadis Pendek yang Dapat Dihafalkan dan Diamalkan oleh Anak 2. Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam hadis mencari ilmu lainnya disebutkan tentang keutamaan memelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ Artinya “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim Mencari ilmu lain juga menunjukan tingginya derajat orang berilmu dibanding manusia lainnya. Rasulullah SAW bersabda عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ Dari Ibnu Abbas radliallahu anhu ketika menafsirkan ayat Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah11; dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. HR. Darimi Rasulullah SAW menjelaskan kemudahan jalan ke surga bagi Muslim yang mencari ilmu karena Allah SWT. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” Abu Isa berkata; ini adalah hadits hasan. HR. Tirmidzi 3. Doa Rasulullah SAW bagi Pencari Ilmu Rasulullah SAW juga mendoakan orang yang mencari ilmu عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” HR. Abu Daud Dalam hadis belajar ilmu Alquran عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” HR. Bukhari Keutamaan lain orang berilmu yakni قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِ Dari Abu Ad Darda` ia berkata; “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.”HR. Ibnu Majah Dengan ilmu juga, akan membawa kebahagiaan bagi seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah SAW bersabda مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ Artinya “Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan.” Artikel terkait 5 Prinsip penting dalam membesarkan anak menurut Islam 4. Hadis tentang Pendidikan Karakter Selanjutnya ada hadist yang menyebutkan tentang pentingnya pendidikan karakter. Salah satu bentuknya adalah menghormati para pengajar yakni guru. Sebab mereka telah berbagi ilmu dan wawasan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ رَواهُ الطَّبْرَانِيْ Artinya “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” HR Tabrani 5. Hadist tentang Pahala dan Kebajikan Menuntut Ilmu Salah satu keutamaan menuntut ilmu adalah membuat lebih takwa kepada Allah SWT. Hal ini tertulis dalam hadis sebagai berikut مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم Artinya “Barang siapa menempuh satu jalan cara untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim 6. Keberkahan dalam Perjalanan Menuntut Ilmu Pada hadis sebelumnya, disebutkan bahwa menuntut ilmu itu merupakan hal yang istimewa karena bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ternyata, ada juga hadis yang meriwayatkan bahwa perjalanan menuntut ilmu itu dipenuhi dengan pahala keberkahan. Hadist ini diriwayatkan oleh Turmudzi, yang berbunyi مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ Artinya “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang.” Artikel terkait Hadis dan Kemuliaan Menjadi Seorang Ibu Menurut Agama Islam 7. Menjadi Orang Berilmu Perlu Diimbangi oleh Sifat Rendah Hati Ketika menuntut ilmu, kita pun perlu memupuk rasa rendah hati dalam diri. Sebab, Anda dapat menjadi orang yang congkak kalau selalu merasa lebih baik dari orang lain. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani, hal ini dibahas sebagai berikut تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ Artinya “Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya.” Artikel terkait 5 Hadis Tentang Keutamaan Berbakti pada Ibu Menurut Islam 8. Ilmu Merupakan Amalan yang Kekal Keistimewaan menuntut ilmu berlangsung dari mulai dalam kandungan hingga akhir hayat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ Artinya “Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak saleh yang mendoakannya.” HR. Muslim Bahkan salah saru hadis menyebutkan bahwa ilmu merupakan warisan paling berharga yang ada di bumi ini. Hadis tersebut berbunyi وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ Artinya “Keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidaklah mewariskan dirham dan dinar, akan tetapi mereka mewarisi ilmu. Maka barang siapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang besar” HR. Abu Daud Parents, itulah hadist tentang menuntut ilmu. Semoga bisa menjadi semangat dalam mencari ilmu dan kebaikan. Baca juga Bacaan Doa Sujud dan Keutamannya yang Bisa Parents Ajarkan kepada Anak Tidak Selalu Buruk, Inilah 7 Dampak Positif dari Video Game Bacaan Doa Bercermin Berserta Artinya, Bimbing Anak Menghafalkannya, Yuk! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

a Menjelaskan dan menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak yang kian terlupakan; b. Menjelaskan mengenai ruang lingkup Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak dalam ajaran Islam dan kedudukannya dalam ajaran Islam. Manfaat dari makalah “Kerangka Dasar Ajaran Islam”, yaitu: a.

Dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim, Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari mengawali pembahasan dengan ulasan tentang keutamaan ilmu, ulama, belajar, dan mengajarkan ilmu. Beliau memaparkan beberapa dalil Al-Qur’an dan al-Hadits serta pernyataan para sahabat Nabi dan ulama yang menjelaskan hal itu. Tentang keutamaan ulama, di antaranya beliau mencantumkan ayat Al-Qur’an يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu” QS Al-Mujadalah ayat 11. Menurut KH Hasyim Asy’ari, alasan Allah mengangkat derajat para ahli ilmu adalah karena mereka dapat mengaplikasikan ilmu mereka dalam kehidupannya. Beliau memberikan tafsir interpretasi ayat di atas sebagai berikut أي ويرفع العلماء منكم درجات بما جمعوا من العلم والعمل “Maksudnya Allah mengangkat derajat ulama dari kalian sebab mereka mampu menggabungkan ilmu dan amal.” Selanjutnya KH Hasyim Asy’ari menjelaskan selisih derajat ulama dibandingkan orang Muslim pada umumnya dengan mengutip sabda Sahabat Ibnu Abbas درجات العلماء فوق المؤمنين بسبعمائة درجة درجة ما بين الدرجتين خمسمائة عام “Para ulama mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada orang-orang mukmin pada umumnya dengan selisih 700 derajat dan di antara dua derajat terpaut selisih 500 tahun.” Apa yang disampaikan KH Hasyim Asy’ari ini senada dengan penjelasan al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dalam kitab al-Manhaj al-Sawi. Habib Zain menjelaskan alasan terpautnya selisih derajat yang sangat jauh antara orang berilmu dan selainnya dalam statemen beliau sebagai berikut قلت وذلك لأن العلم أساس العبادات ومنبع الخيرات كما أن الجهل رأس كل شر وأصل جميع البليات. “Aku berkata. Demikian itu karena ilmu adalah asasnya ibadah-ibadah dan sumber beberapa kebaikan, sebagaimana kebodohan adalah pangkal setiap keburukan dan sumber seluruh musibah” al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawi, hal. 77. Hadratussyekh selanjutnya mengutip ayat “Allah, para malaikat dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahwa tiada tuhan selain-Nya.” QS Ali Imran ayat 18. Dalam ayat tersebut Allah Swt telah mengawali dengan penyebutan Allah sendiri, selanjutnya menyebutkan para malaikat-Nya dan terakhir menyebutkan para ahli ilmu, penyebutan ini sangat cukup untuk menyimpulkan bahwa ulama memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa ada dua ayat yang menunjukan bahwa ulama adalah makhluk Allah terbaik. Pertama firman Allah إِنَّما يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبادِهِ الْعُلَماءُ “Hamba Allah yang takut kepada Allah hanyalah para ulama” QS Fathir ayat 28. Kedua firman Allah dalam surat al-Bayyinah إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحاتِ أُولئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, merekalah makhluk yang terbaik” QS Al-Bayyinah ayat 7. Setelah mengutip dua ayat di atas, Hadratussyekh memberi kesimpulan فاقتضت الآيتان أن العلماء هم الذين يخشون الله تعالى والذين يخشون الله هم خير البرية فينتج أن العلماء هم خير البرية “Dua ayat di atas menuntut bahwa para ulama adalah mereka yang takut kepada Allah, orang-orang yang takut kepada Allah adalah makhluk terbaik. Maka menyimpulkan bahwa para ulama adalah makhluk terbaik.” KH Hasyim Asy’ari juga mendasari pendapatnya tentang keutamaan ulama dengan beberapa hadits Nabi, di antaranya “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah Swt, maka Allah akan memberikan pemahaman kepadanya dalam permasalahan agama.” HR al-Bukhari dan Muslim. Dalam hadits lain disebutkan “Para ulama merupakan pewaris para Nabi.” HR al-Tirmidzi dan lainnya. KH Hasyim Asy’ari mengungkapkan bahwa derajat sebagai pewaris para nabi yang disebutkan dalam hadits memberikan indikasi kuat bahwa ulama memiliki kedudukan yang sangat agung dan mulia, bahkan merupakan derajat yang terbaik sepeninggal para Nabi. Beliau menyampaikan kesimpulan tersebut dengan argumentasi sebagai berikut وإذا كان لا رتبة فوق النبوة فلا شرف فوق شرف الوراثة لتلك الرتبة “Ketika tidak ada derajat yang lebih mulia daripada derajat kenabian, maka tidak ada kemuliaan yang dapat mengalahkan kemuliaan para pewaris derajat kenabian tersebut yaitu para ulama.” Selanjutnya KH Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa puncak dari keilmuan seseorang adalah pengamalan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sebab hal itu merupakan buah dari ilmu dan faedah kebaikan dari umur seseorang serta merupakan bekal yang akan berguna di akhirat kelak, maka siapa saja yang dapat menggapai itu semua maka ia akan berbahagia baik di dunia maupun di akhirat, dan barangsiapa yang tidak dapat menggapainya maka ia akan berada dalam kerugian. Hadratussyekh juga menyampaikan hadits Nabi tentang perbandingan ahli ibadah dan ulama. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa ada dua orang sowan menghadap baginda Nabi Muhammad Saw, salah seorang di antara mereka merupakan ahli ibadah, sedang yang lain merupakan ahli ilmu. Nabi mengatakan tentang perbandingan keduanya dalam sabda beliau “Keutamaan orang yang berilmu berada di atas orang yang ahli ibadah layaknya keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah derajatnya di antara kalian” HR al-Tirmidzi. Belajarlah! Berkait dengan keutamaan mencari ilmu, KH Hasyim Asy’ari menyebut hadits Nabi “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah subhanahu wata’ala akan memberinya jalan menuju surga” HR Ahmad, Abu Daud dan lainnya. Dalam hadits lain Nabi bersabda “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan. Setiap sesuatu yang di dunia ini akan memintakan pengampunan kepada Allah Swt untuk para pencari ilmu, hingga ikan di laut pun ikut memintakan pengampunan baginya.” HR Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Sebagai catatan tambahan, doa pengampunan ikan-ikan di laut untuk orang berilmu tidak hanya dipanjatkan saat mereka hidup, namun juga berlaku setelah wafat hingga akhir kiamat, sebab ilmu ulama akan senantiasa bermanfaat setelah mereka wafat hingga hari kiamat. Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith menegaskan قلت واستغفار حيتان البحر للعالم يكون في حياته وبعد مماته إلى يوم القيامة لأن العلم ينتفع به بعد موت العالم إلى يوم القيامة وفي هذا دليل على شرف العلم وتقدم أهله وأن من أوتيه فقد أوتي فضلا عظيما “Aku berkata, pengampunan ikan-ikan laut untuk orang alim terjadi di masa hidup dan setelah kewafatannya hingga hari kiamat. Sebab ilmu akan terus dimanfaatkan setelah kematian orang alim hingga hari kiamat. Ini adalah petunjuk atas kemuliaan ilmu dan unggulnya ahli ilmu, sesungguhnya orang yang diberi ilmu, maka sungguh diberi keutamaan yang agung.” al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawi, hal. 77. Dalam riwayat lain disebutkan, “Barangsiapa berangkat di pagi hari untuk mencari ilmu, malaikat memintakan ampunan untuknya dan diberkahi hidupnya” HR Abu Umar al-Qurthubi. Riwayat lain menyebutkan “Barangsiapa yang bergegas pergi ke Masjid dalam keadaan tidak menginginkan kecuali untuk belajar ilmu maka ia akan mendapatkan pahala layaknya pahala orang yang berhaji secara sempurna” HR al-Thabrani. Kedekatan orang alim dan pembelajar diibaratkan Nabi seperti dua jari telunjuk dan jari tengah, keduanya saling menempel, derajat mereka berdua jauh meninggalkan manusia yang lain. Dalam sebuah riwayat Nabi bersabda “Orang alim dan pembelajar layaknya jari ini dan jari yang ini beliau mengumpulkan antara jari telunjuk dan jari tengah yang berada di sampingnya, keduanya bersekutu dalam pahala, tiada kebaikan untuk segenap manusia selain kedua orang tersebut" HR Ibnu Majah, Abu Nu’aim dan lainnya. Nabi berpesan agar umatnya tidak melepaskan diri dari salah satu lima status, yaitu ahli ilmu, pembelajar, pendengar dan pecinta mereka. Dalam sebuah riwayat beliau bersabda “Jadilah orang yang alim ataupun orang yang belajar keilmuan ataupun orang yang senantiasa mendengarkan ilmu atau orang yang suka akan hal itu dan jangan sampai kamu menjadi orang yang ke lima, sebab kamu akan menjadi orang yang rusak” HR al-Thabrani, al-Darimi dan lainnya. Orang kelima yang dimaksud dalam hadits di atas adalah mereka yang membenci ilmu dan ulama. Syekh Abdurrauf al-Manawi mengatakan قال عطاء وقال لي مسعر زدتنا خامسة لم تكن عندنا والخامسة أن تبغض العلم وأهله فتكون من الهالكين وقال ابن عبد الله البر هي معاداة العلماء أو بغضهم ومن لم يحبهم فقد أبغضهم أو قارب وفيه الهلاك “Atha’ berkata, berkata kepadaku Mis’ar, tambahkanlah yang kelima yang tidak ada di sisi kami, yaitu engkau membenci ilmu dan ahlinya, maka akibatnya engkau termasuk orang-orang yang rusak. Berkata Ibnu Abd al-Barr, yang kelima adalah memusuhi ulama atau membencinya. Barangsiapa tidak cinta ulama maka ia telah membencinya atau mendekati benci dan di situlah kebinasaan” Syekh Abdurrauf al-Manawi, Faidl al-Qadir, juz 2, hal. 17. Ustadz M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.
Geografifisik mempelajari fisik bumi seperti gunung, sungai, dan dataran (rendah dan tinggi). Sementara geografi manusia, mempelajari tentang relasi sosial dan struktur keruangan. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, geografi sosial menempatkan manusia sebagai pokok utama kajian yang mencakup aspek
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Itulah ucapan Nabi shallallahu alaihi wasallam yang patut disimak. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda خيركم من تعلم القرآن وعلمه “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya”. HR. Bukhari Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari itu menunjukkan kemuliaan Al-Qur’an. Sehingga, orang yang belajar dan mengajarkannya merupakan orang paling mulia di antara umat Islam. Namun begitu, tidak berarti bahwa yang dipelajari dan yang diajarkan tentang Al-Qur’an sebatas ilmu tajwid atau qira’ah saja. Padahal, ilmu tersebut adalah ilmu alat atau sarana untuk beribadah dengan baik melalui membaca Al-Qur’an. Dampak dari kekeliruan tersebut bisa cukup fatal. Yaitu, merasa cukup mempelajari Al-Qur’an hanya bagaimana cara membacanya saja. Sementara tentang kandungannya terabaikan. Umat pun akhirnya hanya bagus dalam bacaan Al-Qur’an, tapi tidak memahami isi Al-Qur’an. Kalau umat tidak memahami isi Al-Qur’an secara baik, maka mereka akan lebih tidak mampu lagi untuk mengamalkannya. Padahal, Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk hidup umat manusia. Bukan sekadar bacaan saja. Ilmu tentang Al-Qur’an jauh lebih luas dari itu. Setidaknya, meliputi tiga cakupan. Pertama, ilmu tentang tilawah yang akan bernilai ibadah ketika membacanya. Kedua, ilmu bagaimana memahami kandungan Al-Qur’an. Dan ketiga, ilmu bagaimana mengamalkannya. Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به “Al-Qur`an itu diturunkan untuk tiga tujuan beribadah dengan membacanya, memahami makna dan mengamalkannya.” Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan makna hadis di atas وتعلم القرآن وتعليمه يتناول تعلم حروفه وتعليمها , وتعلم معانيه وتعليمها Mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya mencakup mempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnya, serta mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya. وهو أشرف قسمي تعلمه وتعليمه , فإن المعنى هو المقصود , واللفظ وسيلة إليه , Mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya merupakan amal yang paling mulia. Hal ini karena makna Al-Qur`an itulah yang menjadi tujuan, sedangkan lafadz Al-Qur`an adalah sarana untuk mencapai maknanya. Dengan kata lain, para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud hadis tersebut dengan keutamaan mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya mencakup dua hal sekaligus. Yaitu, tentang lafadz dan maknanya. Memisahkan dua keutamaan itu tidak bisa dibenarkan. Baik hanya lafadznya saja, atau hanya maknanya tanpa mampu melafadzkannya dengan baik. Karena membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar bernilai ibadah di sisi Allah subhanahu wata’ala. Dua sahabat Nabi yang dikenal sebagai ahli tafsir, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, berpandangan bahwa orang yang membaca Al-Qur`an dengan tartil dan mentadabburi merenungi maknanya -walaupun sedikit jumlah Ayat Al-Qur`an yang dibacanya- lebih utama daripada orang yang cepat dalam membaca Al-Qur`an, meski banyak ayat yang dibacanya, tapi tanpa mentadabburi maknanya. Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah menjelaskan tentang yang dimaksud sebagai Ahlul Qur’an فأهل القرآن هم العالمون به والعاملون بما فيه، لا بمجرد إقامة الحروف “Ahlul Qur`an adalah mereka yang mengetahui maknanya dan mengamalkan isinya. Bukan hanya sekedar melafadzkan huruf-hurufnya dengan benar.” [Mh/sumber
3 Membatasi keumuman Al-Qur’an. 4) Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an.[9] 3. Cara-cara Memfungsikan Al-Qur’an dan Hadis dalam Kehidupan. a) Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi. b) Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan keluarga/rumah tangga.

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi minta tolong tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Saya sedang mencari hadits tersebut. Terima kasih warahmatullaahi pun senang dengan adanya pertanyaan ini. Bertanya akan membuat bertambah akan ilmu. Keingintahuan mengenai ilmu agama Islam menjadi sebuah modal besar agar kita bisa menjadi seorang yang sukses di dunia dan akhirat. Bahagia didapatkan dengan punya ilmu yang cukup dan bermanfaat. Mengenai hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya bisa kita simak berikut تَزُولَ قَدَمَا عَبْدِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ، عَنْ أَرْبَعِ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ أَخَذَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُArti atau terjemahan dalam bahasa Indonesia dari hadits tersebut yakniTidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak. Hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzy. Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwasannya seseorang akan ditanyai mengenai empat hal di hari kiamat nanti. 1. Terkait mengenai umurnya. 2. Terkait waktu Terkait Terkait 4 pertanyaan yang akan ditanyakan nanti. Bagaimana kita menghabiskan usia kita selama hidup di dunia? Apakah dihabiskan untuk berbuat taat ataukah berbuat durhaka? Ini menjadi pertanyaan yang pertama. Kemudian mengenai masa muda. Tiap diri akan ditanyakan, untuk apa masa mudanya dihabiskan. Lantas mengenai ilmunya. Ditanya pula mengenai ilmu yang dipelajarinya itu. Telah diamalkan ataukah belum. Sedangkan yang terakhir ditanya mengenai hartanya. Berkaitan dengan harta ini akan ditanya tentang sumber hartanya dan juga mengenai cara atau pembelajaan dari harta mengenai agama Islam memang mesti kita lakukan. Sebagai seorang muslim mesti harus meluangkan waktu untuk belajar agama. Cara untuk bisa mengetahui ajaran agama Islam yakni dengan menuntut ilmu. Maka tiap muslim punya kewajiban untuk menuntut ilmu. Baik itu seorang muslim laki-laki maupun wanita. Meskipun usia seseorang sudah beranjak tua, tetap saja ia diperintahkan untuk untuk mempelajari ilmu agama. Jadi, kewajiban ini tidak hanya dibebankan kepada para pelajar, santri, atau pun mahasiswa. Walaupun, bagi tiap orang memang Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memberi beban di luar kemampuan masing-masing. Seorang yang sudah tua tentu kemampuan menyerap ilmunya akan kalah dibanding dengan anak-anak muda pada umumnya. Tapi mengkaji ilmu tetaplah dilakukan. Sebab semua orang membutuhkan ilmu tentang agama ini. Supaya hidup mereka bisa berbahagia dan selamat sampai di akhirat. Demikian penjelasan kami semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.

Menjadikanmanusia yang baik, sejahtera dunia dan akhirat. Mencerdaskan manusia, dan mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Begitulah jawabannya teman-teman. Pada intinya, belajar online kali ini kata kuncinya kan berkaitan dengan kegunaan / manfaat. Maka berarti manfaatnya apabila kita berilmu adalah kita dapat memahami ajaran
Apa Dalil Al-Qur’an & Hadits tentang Kewajiban Menuntut Ilmu? Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu. Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Al-Maidah ayat 11 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Artinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. Baca Juga Bacaan Doa Qunut Subuh Sendiri dan Berjamaah, Lengkap Arab + Latin Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ Artinya “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim, no. 2699 Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ Artinya “Tuntutlah ilmu dari buaian bayi hingga liang lahat.” Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita. Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amiin. Dinulcahya / Ed. M. Taufiq Affandi Sumber Post Views 1,183
JawabanApa sebab umat Islam diwajibkan mempelajari ilmu Waris dan ilmu faraid jelaskan berdasarkan Dalil da Hallo Apakabar sahabat pintar?Apakah kamu sedang mencari jawaban atas pertanyaan: Apa sebab umat Islam diwajibkan mempelajari ilmu Waris dan ilmu faraid jelaskan berdasarkan Dalil da, maka kamu berada di tempat yang tepat. Disini terdapat
Daftar Isi Hadits Tentang Menuntut Ilmu 1. Kewajiban Menuntut Ilmu 2. Jalan Menuju Surga Dimudahkan 3. Ilmu yang Bermanfaat 4. Warisan Para Nabi adalah Ilmu 5. Orang Berilmu Tidak Terlaknat 6. Pahala Berlipat 7. Ilmu Lebih Baik daripada Amal 8. Ilmu Jadi Amal Jariyah 9. Menuntut Ilmu Ibarat Haji Sempurna 10. Orang Berilmu Akan Dicintai Allah 11. Dilindungi Malaikat 12. Penduduk Langit dan Bumi Memintakan Ampun 13. Wajah Bersinar 14. Mendatangkan Berkah 15. Orang Berilmu Pengganti Nabi 16. Lebih Tentram dengan Ilmu 17. Menuntut Ilmu untuk Ridho Allah 18. Dapatkan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu 19. Pentingnya Memiliki Ilmu Makassar - Menuntut ilmu dalam Islam merupakan sebuah kewajiban yang patut dilakukan oleh setiap muslim laki-laki dan perempuan sejak lahir. Kewajiban dan pentingnya menuntut ilmu dijelaskan dalam sejumlah Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI disebutkan ilmu adalah pengetahuan tentang bidang yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan suatu gejala di bidang yang dimaksud dalam Islam tidak terbatas pada ilmu agama saja, bisa juga pengetahuan umum seperti sains, budaya, dan teknologi. Seperti firman Allah SWT berikut ini يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌArtinya "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." QS. Surat Al-Mujadalah ayat 11.Kewajiban, manfaat, dan hikmah menuntut ilmu bagi umat Islam banyak dijelaskan dalam hadits. Berikut ini 20 hadits tentang menuntut ilmu yang perlu ilmu wajib bagi setiap muslim, sebagaimana hadits berikut iniطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913.Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabdaتَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ رَواهُ الطَّبْرَانِيْ"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. HR Tabrani.Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabdaمَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali."2. Jalan Menuju Surga DimudahkanSebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ"Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." HR. Muslim.3. Ilmu yang BermanfaatKeutamaan ilmu yang bermanfaat, baik saat masih di dunia atau setelah مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ"Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang berdoa untuknya." HR. Muslim.4. Warisan Para Nabi adalah IlmuHal ini sebagaimana dinyatakan oleh haditsاَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ"Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup." HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.5. Orang Berilmu Tidak TerlaknatOrang yang berilmu tidak terlaknat sebagaimana sabda Rasulullah SAWأَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ"Ketahuilah bahwa sesungguhnya dunia itu terlaknat dan terlaknat pula isinya kecuali berdzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang belajar." Hasan HR. At-Tirmidzi no. 2322.6. Pahala BerlipatSebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyiمَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا"Siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun." HR. Muslim no. 2674.7. Ilmu Lebih Baik daripada AmalKeutamaan ini tertuang dalam hadits yang berbunyiإِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ، قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ، الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأْتِي زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ"Sungguh kalian sekarang benar-benar berada di sebuah zaman yang banyak orang-orang faqihnya, sedikit para penceramahnya, banyak para pemberi, dan sedikit para peminta-minta. Amal di masa ini lebih baik daripada ilmu. Akan datang suatu zaman nanti di mana sedikit orang-orang faqihnya, banyak para penceramahnya, sedikit para pemberi, dan banyak para peminta-minta. Ilmu di masa itu lebih baik daripada amal." Shahih HR. Ath-Thabrani no. 3111.8. Ilmu Jadi Amal JariyahDalam sebuah hadits Rasulullah bersabdaإِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ"Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputus semua amalnya tidak bisa lagi menambah pahala kecuali 3 orang, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan orang, atau anak shaleh yang mendoakan orangtuanya." HR. Muslim no. 1631.9. Menuntut Ilmu Ibarat Haji SempurnaHal ini sesuai dalam salah satu hadits yang berbunyiمَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ"Siapa yang bersegera pergi ke masjid hanya untuk tujuan belajar kebaikan atau mengajarkannya maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang haji secara sempurna." Shahih HR. Ath-Thabrani no. 7473 dalam Al-Mu'jam Al-Kabir.10. Orang Berilmu Akan Dicintai AllahHal ini sebagaimana dinyatakan dalam haditsمَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ"Siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka Dia akan menjadikannya mendalami agama. Aku hanya berbagi dan Allah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok dari umat ini yang tegak di atas perintah Allah, orang yang menyelisihi mereka tidak akan membahayakan mereka hingga datang hari Kiamat." HR. Al-Bukhari no. 3971 dan Muslim no. 1037.11. Dilindungi MalaikatSebagaimana dalam sabda Rasulullah yang berbunyiمَرْحَبًا بطالبِ الْعِلْمِ، طَالِبُ الْعِلْمِ لَتَحُفُّهُ الْمَلَائِكَةُ وَتُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا، ثُمَّ يَرْكَبُ بَعْضُهُ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغُوا السَّمَاءَ الدُّنْيَا مِنْ حُبِّهِمْ لِمَا يَطْلُبُ"Selamat datang wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penutup ilmu benar-benar ditutupi para Malaikat dan dinaungi dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka saling bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit dunia langit paling dekat dari bumi, karena kecintaan mereka Malaikat kepada ilmu yang dipelajarinya." Shahih HR. Ath-Thabrani no. 7347 dalam Al-Mu'jam Al-Kabir.12. Penduduk Langit dan Bumi Memintakan AmpunHal ini termaktub dalam sabda Rasulullah yang berbunyiإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ"Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penduduk langit-langit dan bumi-bumi, hingga semut-semut yang ada di lubangnya, hingga ikat-ikan, benar-benar semuanya bershalawat memintakan ampun untuk orang yang mengajari kebaikan kepada manusia." Shahih HR. At-Tirmidzi no. 2685.13. Wajah BersinarDalam sebuah hadits Rasulullah bersabdaنَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ"Semoga Allah menjadikan bercahaya seseorang yang mendengar hadits kami lalu menghafalnya hingga menyampaikannya kepada orang lain. Betapa banyak orang yang membawa riwayat fiqih kepada orang yang lebih faqih darinya. Betapa banyak orang yang membawa riwayat fiqih tetapi tidak faqih." Shahih HR. At-Tirmidzi no. 2656.14. Mendatangkan BerkahHal ini sebagaimana dinyatakan oleh haditsعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا المُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ»"Ada dua orang bersaudara kakak-adik di zaman Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di mana salah satu dari keduanya senantiasa mendatangi Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk mendengarkan hadits dan yang lainnya sibuk bekerja. Lalu yang bekerja itu mengadukan saudaranya kepada beliau karena tidak ikut membantu kerja lalu beliau menjawab "Boleh jadi kamu diberi rezeki justru gara-gara saudaramu itu." Shahih HR. At-Tirmidzi no. 2345.15. Orang Berilmu Pengganti NabiDalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabdaفَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ"Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang paling rendah dari kalian." Shahih HR. At-Tirmidzi no. 2685.16. Lebih Tentram dengan IlmuHal itu sebagaimana tertuang dalam hadits berikutتَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُArtinya "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." HR Thabrani.17. Menuntut Ilmu untuk Ridho AllahMenuntut ilmu untuk mendapatkan ridho Allah تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِArtinya "Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, tetapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti," HR Abu Daud.18. Dapatkan Dunia dan Akhirat dengan IlmuKeutamaan orang-orang yang berilmu adalah mendapatkan dunia dan أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِArtinya "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya dunia dan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu," HR Ahmad.19. Pentingnya Memiliki Ilmuالعلم قبل القول و العملArtinya "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." HR Bukhari. Simak Video "Kartini, Islam dan Hadiah Pernikahan Tafsir Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] hsr/alk
.
  • 2muj1rpch8.pages.dev/365
  • 2muj1rpch8.pages.dev/631
  • 2muj1rpch8.pages.dev/574
  • 2muj1rpch8.pages.dev/543
  • 2muj1rpch8.pages.dev/516
  • 2muj1rpch8.pages.dev/760
  • 2muj1rpch8.pages.dev/384
  • 2muj1rpch8.pages.dev/992
  • 2muj1rpch8.pages.dev/745
  • 2muj1rpch8.pages.dev/28
  • 2muj1rpch8.pages.dev/908
  • 2muj1rpch8.pages.dev/13
  • 2muj1rpch8.pages.dev/552
  • 2muj1rpch8.pages.dev/794
  • 2muj1rpch8.pages.dev/631
  • tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya